Jumat, 15 Mei 2015

Berbagi Dalam Remang

Aku memutuskan berjuang kembali, sebab konyol sekali jika hanya karena urusan hati aku menyesal sampai mati.

Bangkit meski kini hati tak utuh seperti dulu lagi.

Kita berdua juga sama-sama pejuang yang berhasil mengalahkan hati sendiri.

Aku yakin, kau bukan lagi gadis kecil yang merengek minta diantar pulang. Kini, kau lebih ingin kita berbaring sembari berbagi dalam remang.

Buat apa aku antar jemput jika pada akhirnya kita harus terpisah di dua kamar berbeda? Padahal, usap dan pendampingankulah yang membuatmu merasa kembali punya daya.

Bagiku, juga akan berlaku hukum yang sama, celoteh ceriwismu membuatku lebih terjaga, demi merampungkan pekerjaan yang masih terbawa.