Jumat, 29 Agustus 2014

Orang Baru


Aku adalah orang baru di sini. Benar-benar baru, maksudku. Aku sampai di tempat ini sekitar dua puluh menit yang lalu. Bahkan saking barunya, sekarang aku sudah lupa cat rumah ini berwarna hitam atau kelabu.

Di antara perhatian pada rumah baruku, tiba-tiba terdengar suara gedebak-gedebuk yang sangat keras dari rumah tetangga sebelah kananku. Ada apa?

Kemudian, ada yang menangis. Tangisannya begitu menyayat, seakan-akan orang itu minta diampuni. Lalu suara gedebak-gedebuk terdengar lagi. Perlahan, tangisan tadi bertransformasi menjadi teriakan yang sangat memilukan hati.

Minggu, 17 Agustus 2014

Cemburumu tidak logis, Nona.

"Bagaimana jika senyummu bukan lagi inspirasiku?"

"Aku akan tertawa."

"Bagaimana jika kau bukan lagi mimpiku?"

"Ku buat kau terjaga. Aku nyata, bukan mimpi."

"Bagaimana jika aku tak lagi mengharapkanmu?"

"Bukankah kau telah mendapatkanku? Aku bukan lagi harapan, Bukan?"

"Bagaimana jika akhirnya aku memilih melepaskanmu?"

Senin, 11 Agustus 2014

Merindu Pagi #6

Terulang

AWAAASS!!!
Nafasku terengah, jantung berdegup kencang, keringat mengucur deras. "Oh, ternyata aku bermimpi." Keluhku.

Aku usap muka dan kepalaku, kemudian beranjak.

***

"Selamat pagi Rakka."

"Pagi Nin, Tart kurma ada?"

"Selalu siap untukmu playboy."

Anin selalu punya cara tersendiri untuk menggodaku.

Merindu Pagi #5

Berbicara Akhir

"Selamat Pagi Mas, dengan saya Anin. Mau pesan kue apa?"

"Kue Tart Coklat dengan taburan anak kurma diatasnya."

"Mungkin mau dituliskan nama?"

"Emm, Nessa."

"Dari?"

"Dari Saya. Rakka."