Kamis, 18 September 2014

Terpenjara Rasa

"Kenapa kamu membuatku nyaman?"

"Mungkin hanya perasaanmu, memang seperti ini caraku bersikap." Aku mengelak.

"Tidak, aku sudah terlalu sering berinteraksi dengan laki-laki dengan analisa kognitif. Dan kamu melakukan dengan tulus, berbeda dengan yang aku temui selama ini." Elaknya.

Aku terdiam. Bukan karena aku tak punya jawaban, tapi sulit untukku menjelaskan. Dia tak tau jika sebenarnya aku memiliki rasa yang sama.

"Entahlah, kadang kita tidak bisa mengontrol hati, semudah kita memerintah pikiran." Jawabku dan berlalu meninggalkan dia.

"Seharusnya kamu tau, kita tidak bisa memulai sesuatu yang tidak bisa kita akhiri!" Teriaknya dari kejauhan.