Datang Gerimis Terlalu Cepat
Nessa terdiam di kursi kayu yang membentang panjang di beranda rumahnya. Melamun. Termenung. Aku tidak melihat sedikitpun keceriaan tersirat dari wajah manisnya. Bibir tipis dan rona merah tak ku temukan sekarang.
Aku masih berdiri di depan Nessa, dengan baju lusuh dan kue tart yang tak lagi cantik. Bukan karena Nessa lebih indah dari adonan kue yang aku bawa. Bukan. Tapi karena sendiriku dan kue ini telah basah oleh air yang bercampur tanah.
Aku memang sering membawakan kue tart setiap pagi. yang bertabur butiran anak kurma di atasnya. Emmm... Kesukaan Nessa..
"Nessa, maaf aku terlambat. dan kue ini... Akan aku ganti dengan yang baru."
Dia tidak menjawab. Tatapannya kosong. Memandang gerimis dan tetesan-tetesan air yang berjatuhan dari atap rumahnya.