Senin, 26 Mei 2014

Lullaby #3 "Mengurung Rindu"

Hay nona, lama kita tak bersua. Tak sadarkah hati ini teresidu. Hingg aku tidak bisa membedakan mana rindu mana kamu.

Hai tuan aku sudah lama mngurung anak-anak rindu agar tak berontak. Mereka tak mau berhenti bergumam merdu bahkan berteriak namamu.
 
Ajaklah keberanda, jelaskan untukku agar tak lagi ia memaki jarak. hingga aku datang dan rindu dapat kembali kau sangkarkan.
 
Sudah hampir malam. jika saja aku bisa melipat jarak, rinduku tak perlu terkantuk kantuk, menunggu nunggu tuan datang mengetuk.
 
Sejenak lipat ia dengan rapih disudut ranjang. mimpi akan menolongmu mengurung rindu, meski nanti akan kembali di usik oleh pagi.


Memenjarakan rindu sesaat? Ahh.. malam pasti mengutukku untuk melawan pejam. Menertawakanku digelitiki rindu kejam.
 
Nona, denganmu aku kehabisan rima, belum tuntas aku membungkam rindu, kini aku berhadapan riuh kata manjamu. Kau pemilik bibir manis, inginku beranjak, mengumpukan anak-anak rindu keberanda. Menyaksikanku menyicip manis dari tuannya. 

Semua tentangmu datang serupa hujan deras. Memanggil rindu yang menanti dengan cemas. Untuk indahmu sajakku lahir tanpa batas.

Hingga aku, membiarkanmu tersiksa rindu. Menungguku membawa sejengkal madu, yang kau sambut untuk kita hirup di balik selimut.

 ***

* Ditulis bersama Arina Putri (@aquarinaa) "dalam sajak jingga"

Sabtu, 10 Mei 2014

Perempuan Tusuk Gigi

Aku menyebutnya sebagai perempuan tusuk gigi.
Mungil, ramping, dan berkulit kuning.

Dalam kesederhanaan, Dia adalah perempuan berotak tajam dan runcing.
Begitu juga dengan kata-katanya.

Kuberi tahu. Jika tidak hati-hati, ia bisa menusukmu.
Membuat hatimu terluka dan berdarah-darah.

Minggu, 04 Mei 2014

Lullaby #2 (Terhujam Rindu)


Lullaby bernyanyi di atas kepala, setelah malam akan habis dikunyah fajar tak bersisa.

Kau senang berjalan di setapak ingatan. Melangkah ringan dan menaruh senyum di setiap pijakan.

Kepalaku adalah ruang kelas. 
Kau adalah krucil yang mencoreti meja, dinding dan lantainya dengan namamu sendiri tanpa sela.

Matamu adalah sebaik baiknya perayaan, perkawinan jingga dengan keindahan.