Minggu, 04 Mei 2014

Lullaby #2 (Terhujam Rindu)


Lullaby bernyanyi di atas kepala, setelah malam akan habis dikunyah fajar tak bersisa.

Kau senang berjalan di setapak ingatan. Melangkah ringan dan menaruh senyum di setiap pijakan.

Kepalaku adalah ruang kelas. 
Kau adalah krucil yang mencoreti meja, dinding dan lantainya dengan namamu sendiri tanpa sela.

Matamu adalah sebaik baiknya perayaan, perkawinan jingga dengan keindahan. 
Engkau indah meretas gundah.

Pembawa sejuk

Pemanja rasa

Tatapmu adalah cakra.
Senyummu adalah mantra.
Jangan kau tawarkan semesta jika dadaku telah kau jadikan singgah.

Aku lelah. Jengahku merajah.
Aku patah. Jalanku selalu bantah.
Simpan senyummu hingga rinduku tak lagi buncah.


* Ditulis bersama Arina Putri

1 komentar:

  1. tulisannya tidak jelas pak -__- jangan pake warna tulisan putih pak, tak bisa terbaca

    BalasHapus