Jumat, 04 Juli 2014

Roman Picikan

Aku mencintaimu.
Sampai kau bisa membuktikan aku berbohong–atau kau bersikeras bahwa aku berbohong, meski tanpa bukti yang jelas. Lalu aku akan mengucapkan selamat tinggal, meski kau bersikeras masih ingin bersamaku setelah kau pikir aku membohongimu. Kau tidak bisa menerimanya, karena kau pikir setelah kau menyangka bahwa aku berbohong, yang patut meninggalkan adalah kau–dalam hal ini kau ingin menjadi seorang pemaaf dan meninggikan dirimu di depanku sebagai manusia yang arif dan bijaksana. Aku (kau anggap) berbohong, lalu kau memaafkanku (padahal aku tidak salah), dan merasa kau sang maha pengampun (padahal itu tugas Tuhan). Coba pikir sekali lagi, kenapa kau masih ingin bersamaku setelah kau berkesimpulan aku telah membohongimu?