Jumat, 13 Maret 2015

Jatuh Cinta Berulang-ulang (Salah!)

Kami tak sempat berpandangan, Atau bahkan membaca masing-masing ingin yang tak mungkin terucap.

Kulit yang bersentuhan, dengan hasrat tak tertahankan. Menunggu belaian dan sentuhan selanjutnya.

Hening.

Seolah tak mendengar apapun. Peluh nafsu yang bergesekan, serta suara-suara dari mulut kami yang menganga, mendamba udara saat seluruh indra keras bekerja.

Sesaat pandangan mulai tak berwarna. Keheningan berubah menjadi bising. Bahkan sangat bising hingga aku tak bisa mendefinisikan satu-persatu. Ini adalah awal fase dari kami bertukar cairan.

***

Cilla masih terlelap, aku tersenyum memandangi wajah polosnya. Menatap keluar jendela dan menikmati kopi. Sesaat dia terjaga, menyandarkan punggungnya di ujung ranjang. Tangan kirinya memegangi selimut untuk menutupi payudaranya.

"Apa aku terlalu lebar membuka korden?" Tanyaku.

"Ah tidak. Memang aku sudah tidur terlalu lama." Jawab Cilla.

"Bersantailah dulu, kita masih ada waktu beberapa jam sebelum pulang." Sergahku.

***

Cilla mengapit lenganku, kita berjalan mesra menuju loby, menghampiri mobil yang telah dipersiapkan valley. Aku mencium aroma farfum yang Cilla kenakan. Sangat suka aroma itu dan selalu membuatku bergairah. Apalagi penampilan Cilla yang begitu menawan, membuat hati ini tak henti bergejolak. Dan aku merasakan debar yang berulang-ulang. Cilla mengecupku sebelum aku jalankan mobil. 

Tangan kami selalu berpautan, diiringi alunan musik merdu untuk memperindah ruang. Sesekali kami bertukar pandang dan tersipu. Menerjemahkan setiap sentuhan, dan mendefinisikan setiap tatapan. Jiwa ini bergelora dan tidak bisa di pungkiri, kami sedang jatuh cinta. Untuk pertamakalinya, kami sama-sama mematikan nurani.

***

Sumber : Sketsa Buram
Aku melempar pandangan, Cilla melakukan hal serupa, hingga seorang perempuan berteriak dan melambaikan tangan.

"Mbak Iraaa..."

Cilla berlari menghampiri, mereka saling berpelukan, hingga melupakanku yang berdiri mematung di belakang.

"Gimana perjalanannya?" Pertanyaan basa-basi aku lontarkan saat Ira mendekat dan memelukku.

"Sempet dellay sebentar tadi, tapi overall gak ada masalah." Jawab Ira singkat.

Kuberikan kecupan kecil di kening Ira sebelum kami bertiga berjalan menuju mobil.

"Cilla bikin ulah tidak mas?" Tanya Ira.

"Yah, biasalah nakalnya gak beda sama kakaknya." Jawabku meledek.

"Maaf ya mas, terpaksa nemenin liburan adik iparmu yang nakal ini. Sementara aku masih banyak urusan."

Dalam mobil yang bergerak, kami saling bercerita, bercanda dan saling meledek. Menumpahkan tawa dan sungging senyum dalam arti yang berbeda.

***



Surabaya, 13 Maret 2015 | 08;30 pm









2 komentar:

  1. buset. kirain tadi ini endingnya lesbi gitu. ternyata perselingkuhan. twist banget

    BalasHapus
  2. Ceritanya bikin menebak-nebak :)

    BalasHapus