Selasa, 25 November 2014

Berjuang? (Kandas)

Aku tidak pernah melewati jalan ini sebelumnya. Gelap. Pengap. Licin. Teman-temanku yang lain tertinggal jauh. Aku sendirian.

Sesekali aku menoleh ke belakang. Rasanya aku sempat mendengar beberapa pekik kesakitan di sana. Seperti ada pembantaian besar-besaran. Sayup kudengar mereka berteriak, “Jangan menyerah, John! Kamu harus berjuang!”

Berjuang? Aku bahkan tidak mengerti harus berjuang untuk apa. Tidak pernah ada yang memberitahuku sebelumnya untuk apa aku di sini dan bagaimana caranya melaksanakan untuk-apa-aku-di-sini. Aku hanya mengikuti insting.

Maka aku terus bergerak tanpa henti. Menyusuri lorong gelap yang mulai berkelok, menyeimbangkan tubuh dengan arah gerak rerumputan halus yang ada di situ. Sepi dan sendiri.

Tiba-tiba tubuhku menabrak sesuatu yang tak pernah kutahu sebelumnya. Seseorang, lebih tepatnya. Cantik. Ia tersenyum. Seakan-akan ia memang sengaja menungguku.

Aku mendekat, menyentuh tubuhnya yang bulat. Dan segera ia membiarkanku menyusup ke peluknya.

Aku tidak tahu menahu, tapi rasanya ini adalah tujuan yang tepat. Karena dari kejauhan, aku mendengar jutaan hantu rekan-rekanku mengumandangkan kemenangan.

***

Seorang perempuan muda meringkuk di lorong sekolah. Rambutnya semrawut. Sedangkan di sampingnya berdiri seorang remaja pria. Ia ketakutan. Ia berkata, “Aku masih ingin sekolah.” Dan keping bergaris dua itu dilemparnya ke tong sampah.

***

* Ditulis oleh Nina Nur Arifah dalam catatan Gadis Naga Kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar