Selamat Malam Ibu..
Lalu aku merenung dalam dalam. Membongkar ingatan yang Ibu
rajut perlahan, hingga lembaran kenang menyelimutiku dalam gigil. Kasih sayang tak
kan pernah ingkar untuk hadir dalam tenang. Hati ini selalu berdesir dengan
ikhlas saat Ibu menyapa lewat telinga.
Entah, aku selalu cemas saat dikunjungi malam. Rasa rindu,
kesepian dan semua ingatan yang teresonansi karna keheningan. Padahal pagi akan
datang setiap hari tanpa berjanji. Memudarkan kecemasan yang tertimbun rapih.
Seharusnya aku merasa senang saat malam datang, karna
waktuku bertemu semakin dekat. Waktu yang memakan cinta dan rindu sebagai
energinya untuk berputar. Tentu saja untuk mendekatkanku. Seperti umur yang selalu terhitung mundur. Hingga hari itu semakin tiba.
Biarlah jarak yang memakan dirinya sendiri, dan waktu
mengendalikan rindu. Mereka yang menghukumku dengan cemas berlebihan. Seperti mengabaikan
rasional yang menghasut dadaku untuk berdebar cacat.
Tunggu aku Ibu,
Aku akan pulang.
Meski Pemilik Semesta tak
kan pernah kehabisan alasan untuk menundanya dengan waktu.
Aku akan kembali menjadi
anak laki-laki yang manja, tak peduli usiaku yang tak lagi belia. Menghabiskan rasa
dengan cepat bersama riuh cinta yang bersahutan-yang mungkin akan kembali
lagi menjadi sepi.
Berjanjilah, Ibu akan tersenyum kepadaku, hingga matahari
akan tenggelam di wajah, meronakan wajah di pipi Ibu. Bukan menjelma hujan
yang tak pernah menunjukan riangnya.
Apapun itu, Ibu tetap nyawa dari masing-masing indra yang
aku banggakan.
Ibu, Aku Rindu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar