Minggu, 16 November 2014

Cemas Malam (Rindu IBU)


Selamat Malam Ibu..

Lalu aku merenung dalam dalam. Membongkar ingatan yang Ibu rajut perlahan, hingga lembaran kenang menyelimutiku dalam gigil. Kasih sayang tak kan pernah ingkar untuk hadir dalam tenang. Hati ini selalu berdesir dengan ikhlas saat Ibu menyapa lewat telinga.

Entah, aku selalu cemas saat dikunjungi malam. Rasa rindu, kesepian dan semua ingatan yang teresonansi karna keheningan. Padahal pagi akan datang setiap hari tanpa berjanji. Memudarkan kecemasan yang tertimbun rapih.

Seharusnya aku merasa senang saat malam datang, karna waktuku bertemu semakin dekat. Waktu yang memakan cinta dan rindu sebagai energinya untuk berputar. Tentu saja untuk mendekatkanku. Seperti umur yang selalu terhitung mundur. Hingga hari itu semakin tiba. 

Biarlah jarak yang memakan dirinya sendiri, dan waktu mengendalikan rindu. Mereka yang menghukumku dengan cemas berlebihan. Seperti mengabaikan rasional yang menghasut dadaku untuk berdebar cacat.

Tunggu aku Ibu, 
Aku akan pulang. 

Meski Pemilik Semesta tak kan pernah kehabisan alasan untuk menundanya dengan waktu. 

Aku akan kembali menjadi anak laki-laki yang manja, tak peduli usiaku yang tak lagi belia. Menghabiskan rasa dengan cepat bersama riuh cinta yang bersahutan-yang mungkin akan kembali lagi menjadi sepi.

Berjanjilah, Ibu akan tersenyum kepadaku, hingga matahari akan tenggelam di wajah, meronakan wajah di pipi Ibu. Bukan menjelma hujan yang tak pernah menunjukan riangnya.

Apapun itu, Ibu tetap nyawa dari masing-masing indra yang aku banggakan.

Ibu, Aku Rindu..

Atur Sungkem Kagem Ibunda Siti Winarsih
Surabaya, 16 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar