Aku duduk di balkon depan pintu kamar. Tertawa geli meihat anak-anak kecil yang kakinya tak beralas. Berlari, berkejaran, saling melempar air.
Tak hanya air, lumpur pun ikut mereka lempar. Hingga satu diantara mereka menangis, lalu saling menyalahkan.
Langit memerah. Adzan Maghrib berkumandang. Persatu mereka pun menghilang.
Aku mengalihkan pandang dari senja. Gelas berisi
teh sudah kehilangan kepulan asapnya. Tapi ujung jariku masih bisa
merasakan hangatnya. Hangat itu menyusup hingga jantungku.
Aku teringat
masa kecilku.
Saat hujan menjelang Magrib seperti sekarang ini, Ayahku selalu menjemput dengan payung ketika aku mengaji di Surau depan sekolah.
Aku juga pernah pulang dengan menangis. Telingaku dijewer Ayah
karena bermain sampai Maghrib dan tidak pergi mengaji.
Langit memerah. Adzan Maghrib berkumandang. Mataku memanas. Sesak di dadaku mengganas.
Ayah..
Aku Rindu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar