Rabu, 01 Januari 2014

Rindu Tolol..!!!


Rindu mengetuk pintu mataku, memaksanya terbuka di pagi buta. Yang menyebut cinta itu buta, mungkin belum pernah merasakan rindu yang tidak tahu waktu seperti ini.

“bangun tolol, katanya rindu.”

Setengah terbuka, mataku bekerja sama dengan tangan; menjelajah ranjang demi sebuah ponsel. Apalah, demi menemukannya aku gengsi menghidupkan lampu. Toh, aku menemukannya pula.



aku: “aku rindu.”

kamu: “iya.”

Jariku begitu saja bergerak menuju percakapan terakhir kita, yang baru kau balas beberapa menit yang lalu. Aku langsung ragu, siapakah yang mengetuk mataku tadi? Rindu? atau suara notifikasi? Ah, kita namakan saja dia rindu, bagaimana? Sepakatlah.

Pun aku segera menelponmu, memenuhi permintaan telinga yang mengaku utusan hati. Beberapa cakap yang tidak nyambung pun segera berlalu. Aku mengerti kau lelah, nanti pagi i ring you again ya.

Lalu kugerakkan tubuhku, masih sombong; berjalan di kegelapan rumah menuju dapur. Kulkasku penuh buah, telur dan berkotak-kotak teh botol. Okelah, kuambil sebuah kotak teh botol alih-alih segelas air. Masih pun aku sombong, berjalan ke toilet tanpa menghidupkan lampu. Toilet? Ya, aku ingin buang air kecil, dengan mulut yang terhubung pipet kepada sekotak teh botol.

Entah makin pintar atau terpengaruh illuminati, kuhidupkan lampu toilet agar dianggap pintar; buang air kecil pada tempatnya. Got it right?

Akhirnya, aku pun keluar dari toilet dengan perasaan pintar. Aku yakin, inilah konspirasi! Doktrin para penegak ideologi aneh, berhasil! Aku tidak mengotori lantaiku dengan pipisku! Aku pintar! dan harus tetap pintar untuk segera mempostingnya di sini tanpa terbaca oleh orang-orang yg, emmm.. perfectionist..

Sayang, jika kau masih belum menemukan hubungannya dengan rindu, sadarlah. Rindu ini membuatku jadi bodoh.

solo, 07.46


[#commaditya #absurdian #buahpikiran] -edited

3 komentar: