Senin, 27 Januari 2014

Tak Ingin Hilang Rasa

Rabb, ribuan terima kasih mungkin tak cukup untuk mengutarakan betapa bahagianya hamba. Sungguh, pertolongan-Mu ada di saat-saat yang tepat. Sungguh, dengan mengingat Nama-Mu hati akan tentram. Sungguh, tak ada nikmat yang bisa aku dustakan.
Sepintas, aku dan yang lain tak ada perbedaan, aku lengkap dengan kelima pancaindra dan senantiasa diberi kecukupan. Kadang, mereka beranggapan aku ini hebat. Oh, sesungguhnya tidak! Aku adalah makhluk paling lemah dari dalam. Yang membuatku tegar dan bertahan selama ini adalah pertolongan-Mu yang maha dahsyat.


Sungguh, sebisanya Engkau jangan mengijinkanku meninggalkan rutinitas membaca dzikir pagi dan petang, menunaikan salat duha dan tahajud, puasa sunnah, bersedekah, atau bahkan meyakinkan diri,

"kalau Dia akan benar-benar menolongmu. Pasti! Cepat atau lambat pertolongan itu akan datang."

Mungkin sebagian orang, mendapat hadiah atau door-prise perhiasan, tabungan, atau mobil adalah hal yang paling ditunggu, namun bagiku terbebas dari godaan syaitan, adalah hal yang paling diidam-idamkan, betapa tidak, Allah masih sangat sayang pada kita, sehingga menghindarkan kita dari kesalahan menuju kebaikan.

Allah dulu. Allah lagi. Allah terus.

Beberapa pekan, berita televisi di penuhi dengan bencana alam, bukan hanya di negri ini, bahkan seluruh dunia. Terlepas dari penistaan negara Islam di timur tengah oleh konspirasi Yahudi.  Aku dan yang lainnya diingatkan kembali, kalau dunia hanya tempat singgah, sementara kampung akherat adalah tempat abadi. Tiada yang mustahil jika Allah berkehendak dan tak ada yang bisa menunda barang sedetik pun. Allah ampuni dosa beliau-beliau dan terima amalannya. Matikan hamba dalam keadaan Islam dan beriman ya Rabb, begitu juga keluarga dan sahabat-sahabat hamba.

Kok mataku mulai berembun ya? Aku benar-benar bersyukur, bisa merasakan itu semua.

Rabbi, ijinkan hamba terus berjalan di muka bumi ini dengan rasa syukur dan takut pada-Mu. Lembutkan hati ini agar mudah menerima hidayah dari-Mu dan kebalkan kami agar tegar dengan anggapan 'remeh' dan 'ejekan' orang lain. Jadikan jiwa ini, jiwa-jiwa yang besar, seperti para pendahulu yang hanya mengharap ridha-Mu.

Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar